Tolak Pemilu sebagai ajang Jual Beli Suara Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa




Senin, 6 April 2009 15:37:55

JOGJA -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Bersatu (KRB) menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran UGM, Minggu (5/4). Mereka menolak penyelenggaraan Pemilu karena dianggap hanya sebagai ajang jual beli suara.

Dalam aksi itu, mahasiswa membawa berbagai spanduk dan poster yang berisikan penolakan pemilu. Mereka juga berorasi dan menyuarakan penolakan itu dalam pernyataan sikap.

Koordinator aksi, Zuliadi dalam orasinya mengatakan, pemilu yang digelar pemerintah saat ini tidak demokratis dan hanya diikuti oleh elit yang berduit. Kegiatan lima tahunan ini hanya dijadikan ajang pesta oportunis.

"Sementara persoalan bangsa ini tidak bisa dijawab oleh pemerintah. Banyak tokoh yang muncul saat ini yang merupakan tokoh-tokoh orde baru dengan wajah barunya," paparnya.

Partai politik (Parpol) yang bertarung saat ini pun, menurut Zuliadi hanya membela kepentingan kapitalisme luar negeri. Mereka juga disinyalir membantu kapitalis dalam negeri untuk semakin berkuasa.

Misalnya saja, paket stimulus fiskal, privatisasi dan penambahan modal asing yang digulirkan pemerintah saat ini hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu. Begitu pula dengan politik upah murah dan penambahan utang dari luar negeri yang semakin menyengsarakan rakyat. "Kebijakan yang dibuat pemerintah hanya jadi racun yang semakin memperparah kondisi rakyat," ujarnya.

Sementara menutut koordinator umum Mutiara Ika Pratiwi, penolakan mereka atas penyelenggaraan pemilu sebagai bagian dari bentuk perlawanan terhadap politik musuh rakyat. Sebab janji-janji muluk yang disampaikan parpol maupun caleg tak ada satupun yang terealisasi.

"Karena itu aksi penolakan diharapkan jadi pembelajaran bagi rakyat untuk segera membuat gerakan rakyat yang bisa membangun Indonesia," jelasnya. (ptu)


Belum ada Komentar untuk "Tolak Pemilu sebagai ajang Jual Beli Suara Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel