Posko Persatuan Mahasiswa tolak Pemilu 2009
HARIAN JOGJA - DEPOK: Mahasiswa yang tergabung dalam Posko Persatuan Mahasiswa dan Rakyat Untuk Penolakan Pemilu Elite 2009, Kamis (12/3) kemarin menggelar aksi menolak pelaksanaan Pemilu 2009, di jalan Sosio Humaniora, Kompleks Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam orasinya, mereka kembali menegaskan jika saat ini Indonesia benar-benar berada dalam kondisi krisis. Krisis ekonomi yang terjadi saat ini terjadi karena kerakusan para pemilik modal raksasa yang rakus.
Upaya keluar dari krisis yang dilakukan pemerintahan SBY-JK , tak lebih hanya sekadar mengorbankan rakyat kecil sebagai tumbal. Sebagai contoh, perusahaan besar yang bangkrut, ditalangi permodalan oleh pemerintah dengan menggunakan uang negara. Bagi perusahaan yang masih bertahan, pemerintah memberikan stimulus berupa keringanan atau penundaan pembayaran pajak. Sementara, utang luar negeri juga terus membengkak. �Dengan melihat kenyataan seperti ini, rakyat yang harus menanggung beban,�terang seorang orator.
Rakyat, imbuh para mahasiswa, hanya cukup diberi ceceran kecil melalui program bantuan langsung tunai (BLT), jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), asuransi kesehatan bagi keluarga miskin (Askeskin), bantuan beras untuk keluarga miskin (Raskin) atau program lain. �Ceceran dana yang diberikan kepada rakyat adalah ceceran yang tidak produktif. Padahal, rakyat membutuhkan lapangan pekerjaan agar hidupnya bisa bermartabat,�terang salah satu orator.
Dengan melihat kenyataan itu, Posko Persatuan Mahasiswa mengajak semua masyarakat untuk menolak pelaksanaan Pemilu 2009. Mahasiswa dan rakyat harus terus berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan yang selama ini masih sebatas wacana. Usai menggelar aksi di Jalan Sosio Humaniora, belasan mahasiswa ini bergerak menuju Bundaran UGM untuk melakukan aksi yang sama. Usai menyampaikan berbagai orasi politik, belasan mahasiswa ini langsung membubarkan diri.
Upaya keluar dari krisis yang dilakukan pemerintahan SBY-JK , tak lebih hanya sekadar mengorbankan rakyat kecil sebagai tumbal. Sebagai contoh, perusahaan besar yang bangkrut, ditalangi permodalan oleh pemerintah dengan menggunakan uang negara. Bagi perusahaan yang masih bertahan, pemerintah memberikan stimulus berupa keringanan atau penundaan pembayaran pajak. Sementara, utang luar negeri juga terus membengkak. �Dengan melihat kenyataan seperti ini, rakyat yang harus menanggung beban,�terang seorang orator.
Rakyat, imbuh para mahasiswa, hanya cukup diberi ceceran kecil melalui program bantuan langsung tunai (BLT), jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), asuransi kesehatan bagi keluarga miskin (Askeskin), bantuan beras untuk keluarga miskin (Raskin) atau program lain. �Ceceran dana yang diberikan kepada rakyat adalah ceceran yang tidak produktif. Padahal, rakyat membutuhkan lapangan pekerjaan agar hidupnya bisa bermartabat,�terang salah satu orator.
Dengan melihat kenyataan itu, Posko Persatuan Mahasiswa mengajak semua masyarakat untuk menolak pelaksanaan Pemilu 2009. Mahasiswa dan rakyat harus terus berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan yang selama ini masih sebatas wacana. Usai menggelar aksi di Jalan Sosio Humaniora, belasan mahasiswa ini bergerak menuju Bundaran UGM untuk melakukan aksi yang sama. Usai menyampaikan berbagai orasi politik, belasan mahasiswa ini langsung membubarkan diri.
Belum ada Komentar untuk "Posko Persatuan Mahasiswa tolak Pemilu 2009"
Posting Komentar